ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI PADA AGROINDUSTRI BERBASIS KEDELAI DI KOTA MATARAM

ANALYSIS OF SOYBEAN DEMAND BY SOYBEAN-BASED AGROINDUSTRY IN MATARAM

  • Sri Maryati, Fakultas Pertanian Universitas Mataram
  • Sri Supartiningsih Fakultas Pertanian Universitas Mataram
  • Asri Hidayati Fakultas Pertanian Universitas Mataram
  • Efendy Efendy Fakultas Pertanian Universitas Mataram
  • Rosmilawati Rosmilawati Fakultas Pertanian universitas Mataram
Keywords: Permintaan Kedelai, Agroindustri Berbasis Kedelai, Mataram, Soybean Demand, Soybean-Based Agoindustry

Abstract

 

ABSTRAK

Kebutuhan kedelai sebagian besar digunakan untuk bahan baku pada agroindustry berbasis kedelai utamanya tahu dan tempe. Penelitian telah dilakukan untuk: Identifikasi penggunaan bahan baku kedelai lokal dan impor; Analisis permintaan kedelai; dan Permasalahan terkait bahan baku kedelai dan produk pada agroindustri berbasis kedelai. Penelitian menggunakan metode deskriptif, dan analisa data menggunakan regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kebutuhan kedelai per unit usaha sebanyak 2.469 kg/bulan (terdiri dari 37% kedelai lokal dan 63% kedelai impor). Rata-rata kebutuhan kedelai untuk agroindustri tempe sebanyak 1.225,67 kg (terdiri dari 4% kedelai lokal dan 96% kedelai impor) dan untuk agroindustri tahu sebanyak 1 243 kg (terdiri dari 68% kedelai lokal dan 32% kedelai impor) per bulan; Faktor-faktor yang secara bersamaan mempengaruhi permintaan kedelai adalah harga kedelai lokal dan impor, pendapatan, jumlah tenaga kerja, harga output (tempe dan tahu) dan intensitas produksi tetapi faktor yang signifikan secara parsial adalah pendapatan dan jumlah tenaga kerja; dan bila harga kedelai meningkat, sebanyak 83,33% responden tetap berproduksi, mengurangi ukuran produk dan menjual dengan harga tetap; sebanyak 70% responden mengolah kembali produk untuk dijual bila produk tidak habis. Pemilihan kedelai impor karena perilaku pelaku usaha menginginkan kedelai yang bersih, kualitas produk tempe lebih baik.

ABSTRACT

     Soybean demand is mostly for raw material in the soybean agroindustry such as tofu and tempeh. This study was carried out to: identify the use of raw soybeans locally and imported; analyze soybean demand; and identify problems related to soybeans and soy-based products in the agro-industry. Research used descriptive methods and data were analyzed using multiple linear regression.               The results of the study indicate that average soybean demand per business unit was as much as 2,469 kg/month (consisting of 37 % local and 63 % imported soybean). The average soybean demand for tempeh was as much as 1225.67 kg (consisting of 4 % local and 96 % imported soybean) and to tofu was as much as 1243 kg (consisting of 68 % local and 32 % imported soybean); Factors that jointly affect soybean demand are local and imported soybean prices, income, labor quantity, output (tempe and tofu) prices and production intensity but significant partial affecting factors are income and labor quantity. When soybean prices rise, 83.33 % of respondents still produce, but reduce the size of the products and sell at a same price; 70% of respondents reprocess the unsold products for selling.  Selection of imported soybean was because of the behavior of the companies who want clean soybeans and better quality tempeh.

Author Biography

Sri Maryati,, Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian UNRAM

Published
2018-02-12

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>