1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR SOSIO-EKONOMI YANG BERPENGARUH TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM GEMA PADI DI KABUPATEN LOMBOK BARAT
An Analysis of Factors Affecting the Implementation of “Gema Padi” Program in West Lombok
Abstract
ABSTRAKGema Palagung 2001 adalah gerakan atau upaya khusus Pemerintah Indonesia untuk memperoleh kembali dan melestarikan swasembada pangan khususnya padi pada tahun 2001 melalui Peningkatan Mutu Intensifikasi. Berkaitan dengan upaya tersebut, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor sosio-ekonomi yang berpengaruh terhadap pelaksanaan Gema Padi; dan menganalisis tingkat produksi dan pendapatan yang diperoleh petani dari penerapan paket Gema Padi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dan pengumpulan data dilakukan dengan teknik survei dengan mewawancarai 60 petani responden. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat empat faktor sosio-ekonomi yang diduga berpengaruh nyata dan positif yang berpengaruh terhadap keberhasilan Gema padi, yaitu luas lahan, pendidikan, pengalaman berusahatani, dan modal; meskipun belum mampu memenuhi produksi yang ditargetkan, petani peserta Gema Padi telah mampu meningkatkan produksinnya.
ABSTRACT
‘Gema Palagung” is a special effort by Indonesian government to re-achieve and sustain self-sufficiency of food crops production (especially rice and soybean) by improving Intensification quality and crop management. The study aims are to identify socio-economic factors that influence implentation of Gema Paddy program and to analyze production and income earned by farmes who applied the program. The study used descriptive method. The analysis of the study was based on primary data from a survey of 60 individual farm households The results of the study indicated that (1) there were four socio-economic factors that significantly influence rice production, namely land, education, experience, and capital (fund);(2) although did not meet targeted production, on average the actual production achieved by farmes around 75% of the target, the program was able to increase rice production from 43.30 ku to 47 ku per hectare.