MODEL KEMITRAAN YANG BERKESINAMBUNGAN PADA INDUSTRI METE DI KAWASAN PERKEBUNAN JAMBU METE NUSA TENGGARA BARAT
SUSTAINABLE COLLABORATION MODEL IN CASHEW INDUSTRY IN THE CASHEW REGION OF WEST NUSA TENGGARA
Abstract
ABSTRAK
Kemitraan yang diharapkan dapat menjembatani keterkaitan perusahaan pengelola dengan pelaku industri hingga saat ini kurang dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu pemikiran secara seksama dalam bentuk penelitian model kemitraan yang berkesinambungan dan harmonis, khususnya dalam agribisnis atau pemasaran kacang mete dinilai sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengevaluasi pola kemitraan yang dikembangkan saat ini, meliputi: (i) tingkat pengetahuan pelaku industri tentang hak (right) dan kewajibannya (obligation) dalam kaitannya dengan hubungan kerja kemitraan, (ii) rules of representation (pelibatan) pelaku industri mitra dalam proses pengambilan keputusan tentang penentuan harga, (2) untuk menemukan model kemitraan yang berkesinambungan dan harmonis dalam agribisnis atau pemasaran kacang mete, dan (3) untuk menganalisis sikap dan perilaku pelaku industri dan perusahaan mitra terhadap model kemitraan yang dikembangkan saat ini berikut kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancamannya.
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif, yang diarahkan kepada upaya menggali informasi yang berkaitan dengan kemitraan dalam agribisnis kacang mete. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik survei melalui wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD).
Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis skor untuk pola kemitraan, sikap dan perilaku principal-agent dengan Skala Likert, dan analisis SWOT untuk mengkaji kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman atau hambatan dari operasionalisasi kemitraan yang dikembang-kan saai ini sehingga dapat ditentukan model kemitraan baru yang berkesinambungan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat dua bentuk kemitraan dalam penyaluran mete gelondongan dan kacang mete yaitu Kemitraan Bapak Angkat yang Termodifikasi dan Kemitraan Penghela, (2) model kemitraan industri kacang mete berkelanjutan terbangun dengan strategi bermitra yaitu : (a) strategi pengembangan kapasitas kelembagaan (pembangunan kelompok industri kacang mete, pembangunan asosiasi (kolaborasi) kelembagaan industri kacang mete, pembangunan kemitraan dengan pelaku pasar lainnya, dan pendampingan pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan teknologi kacang mete dan kelembagaan industri kacang mete; (b) strategi pembangunan kontrak atau kesepakatan bermitra (tersusunnya secara tertulis kesepakatan kerjasama antara industri kacang mete dan kelembagaan lainnya, terumuskannya persyaratan kualitas dan harga untuk setiap kelas kacang mete, dan adanya pihak ketiga sebagai penengah bila terjadi sengketa.
ABSTRACTCollaboration that was assuned to bridge the interest between cashew farmers and industries is not easly materialized. For this season, research to develop model thad could create a sustainable collaboration model with regards to agribusinness of cashew is verry appreciated. The objective of this measured are : (1) to evaluate the present existing collaboration, with respect to: (a) their awaran as interms of right and obligation in collaboration, and (b) their involment in deciding the cashew price, (2) to find or develop sustainable collaboration model in agribusiness and marketing of cashew, and (3) to analyze the behaviors of cashew farmers and its industrial comitenpart lowerd present collaboration model developed, including its strength, weaknes, opportunity, and threat.
This research was designed using qualitative and quantitative method analyze, that was directed to colhet information that coincide with collaboration in cashew agribusinesses. Data collection was done using tehnich survey throngh in-depth interview and focus group discussion (FGD).
Data analyses was conducted through score analyses for collaboration scheme, Likert Scale for principle agent behaviour, and SWAT analyses for knowing the strength, weaknes, opportunity, and threats from the present developed collaboration, so that can be formulated new collaboration model that can exist sustainably.
Results of study shows that : (1) there are two forms of collaborations in distributing raw cashew product thar are: (a) Kemitraan Bapak Angkat yang Termodifikasi dan (b) Kemitraan Penghela, (2) a sustainable collabo-ration model for cashew agribusiness could be established through: (a) development institutional capacity for cashew industry group, cashew nut association, collaboration development with other market stakeholders, people empowerment, and cashew on memorandum of understanding to collaborate. In this MoU must include: agreement to collaboaration, statement about price for each cashew quality, and the stated mediator in case there are any disagreements/conflicts.