AGRIBISNIS UBI JALAR DI KECAMATAN TERARA KABUPATEN LOMBOK TIMUR

  • Dian Novita Sari Fakultas Pertanian Universitas Mataram
  • Sri Maryati Fakultas Pertanian Universitas Mataram
  • Ridwan Ridwan Fakultas Pertanian Universitas Mataram
Keywords: Ubi Jalar, Agribisnis, Pemasaran

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui agribisnis ubi jalar dan hambatan-hambatan dalam agribisnis ubi jalar di Kecamatan Terara Kabupaten Lombok Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, penentuan daerah sampel ditetapkan secara purposive sampling yaitu Desa Lando dan Desa Jenggik dari 16 desa yang ada di Kecamatan Terara Kabupaten Lombok Timur. Penentuan responden usahatani ubi jalar secara “quota sampling” sebanyak 30 orang dan pemilihan responden dilakukan secara “accidental sampling”. Penentuan responden usaha agroindustri keripik ubi jalar ditetapkan secara “sensus”. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan pendapatan.  

Hasil penelitian menunjukkan bahwa agribisnis ubi jalar meliputi subsistem diantaranya: a) Susbsitem sarana dan penyaluran sarana produksi meliputi bibit dan pupuk dengan mudah petani dapatkan karena masih tersedia di lokasi penelitian. b) Subsistem usahatani ubi jalar: petani membudidayakan ubi jalar ungu (ubi jalar benson) dan ubi jalar kuning (ubi jalar madu) dengan rata-rata produksi satu kali musim tanam adalah 2.400 kg per luas lahan garapan atau 10.557 kg per hektar dengan pendapatan petani ubi jalar sebesar Rp 5.619.759 per luas lahan garapan atau Rp 24.720.349 per hektar. c) Subsistem pengolahan (agroindustri) keripik ubi jalar: jenis produksi yang dihasilkan adalah keripik ubi jalar gula merah (bahan baku ubi jalar ungu) dan keripik ubi jalar bumbu balado pedas (bahan baku ubi jalar kuning) dengan rata-rata penggunaan bahan baku 27 kg per proses produksi sehingga pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 388.094 per proses produksi atau Rp 3.882.064 per bulan. d) Subsistem pemasaran: petani memasarkan ubi jalar masih di lokasi penelitian dengan pedagang pengempul yang langsung mendatangi petani dengan harga jual Rp 3.500 per Kg. Usaha agroindustri keripik ubi jalar responden memasarkan di lokasi penelitian tanpa melalui pasar lainnya dengan pengrajin sendiri yang memasarkan ke konsumen akhir dengan harga Rp 5.000 per bungkus, e) Subsistem pendukung: Lembaga yang mendukung usaha agroindustri ubi jalar adalah BKP (Badan Ketahanan Pangan) dalam bentuk terop dan gerobak. Hambatan dalam agribisnis ubi jalar yang dialami petani ubi jalar adalah pemasaran hasil produksi.

Cover depan V21 N2 Agustus 2020-1
Published
2020-09-24