TINGKAT KEKERINGAN LAHAN DAN DAMPAKNYA PADA LAHAN PERTANIAN DI KECAMATAN SEKOTONG KABUPATEN LOMBOK BARAT

  • Zuhdiyah Matienatul Iemaaniah Universitas Mataram
  • Bustan Bustan Universitas Mataram
  • Rika Andriati Sukma Dewi Universitas Mataram
  • Siska Ita Selvia Universitas Mataram

Abstract

Terjadinya perubahan sirkulasi udara yang terjadi dibumi dapat memberikan dampak ekstrim la nina ataupun el nino. Fenomena el nino dan la nina ini merupakan fenomena yang berlawanan kejadian alamnya. Berdasarkan informasi BMKG wilayah Indonesia mengalami peristiwa kekeringan akibat fenomena El Nino dengan curah hujan sangat rendah dengan suhu udara yang sangat panas. Ketersediaan air dalam tanah disupplay oleh curah hujan yang turun pada suatu wilayah. Sementara itu dengan adanya fenomena el nino ini supplay air kebawah permukaan sangat kecil, sebaliknya penguapan dipermukaan tanah semakin tinggi akibat intensitas cahaya matahari yang sangat besar sehingga menekan ketersediaan air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat kekeringan lahan masing-masing desa di Kecamatan Sekotong dan bagaimana sikap petani yang terdampak kekeringan lahan ini. Metode penelitian dilakukan dengan metode survey lapangan dengan teknik analisis spasial dan deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sekotong pada 23 mei 2024. Hasil diperoleh Tingkat kekeringan lahan tertinggi adalah Desa Sekotong Tengah dengan luas kekeringan lahan mencapai 1737,3 hektar /97% dari luas wilayah mengalami kekeringan sementara desa dengan Tingkat kekeringan lahan terendah adalah Desa Cendi Manik dengan luas kekeringan lahan mencapai 705,8 hektar/ 76% lahan mengalami kekeringan

Published
2024-08-31