TINJAUAN PERSPEKTIF FILSAFAT: KEBIJAKAN EKONOMI BIRU UNTUK PENGENTASAN KEMISKINAN MASYARAKAT PESISIR
Abstract
Terjadi paradoks dimana kekayaan sumberdaya pesisir yang melimpah namun belum mampu mensejahterakan masyarakat pesisir. Persoalan ini menjadi bahan diskusi yang menarik dalam konteks filsafat. Tujuan penelitian adalah : a) membedah dari perpektif filsafat tentang kemiskinan, b) Tinjauan ontologis: mengapa masyarakat pesisir miskin? c) apakah kebijakan ekonomi biru dapat mengentaskan kemiskinan masyarakat pesisir dan d) bagaimana potensi dan tantangan ekonomi biru dalam pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir?Penelitian ini menggunakan studi literatur ilmiah yang dikaji dari berbagai sumber terutama dari artikel yang dipublikasikan pada jurnal internasional maupun jurnal nasional baik yang yang sudah terindex scopus maupun jurnal yang sudah terakreditasi SINTA. Berdasarkan kajian dan riset dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kemiskinan dapat dilihat dari prespektif filsafat yang berbeda, tapi pada intinya kemiskinan dipandang pada ketimpangan struktural dalam cara manusia memanfaatkan sumber daya alam.selain itu. kemiskinan masyarakat pesisir disebabkan pada keterbatasan akses terhadap sumber daya ekonomi dan keterbatasan akses terhadap infrastruktur serta layanan dasar. Kemudian ekonomi biru memberikan ruang bagi masyarakat pesisir untuk mencapai kesejahteraan. Selain itu potensi ekonomi biru, adalah penciptaan lapangan kerja baru dan pengelolaan sumber daya alam yang lebih efisien dan berkelanjutan. Tantangan yang dihadapi ekonomi biru adalah keterbatasan akses terhadap infrastruktur, teknologi dan perubahan iklim serta ketidakpastian ekosistem laut.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.