ANALISIS NILAI TAMBAH PRODUK AGROINDUSTRI BERBAHAN BAKU KEDELAI DI KECAMATAN ALAS KABUPATEN SUMBAWA

  • Surya Febrianti Universitas Mataram
  • Bambang Dipokusumo Universitas Mataram
  • Muhammad Nursan Universitas Mataram
Keywords: Produk Agroindustri, Nilai Tambah, Keuntungan

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui nilai tambah produk agroindustri berbahan baku kedelai di Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa; (2) Mengetahui keuntungan dari usaha agroindustri berbahan baku kedelai di Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa; (3) Mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi pengusaha dalam melakukan usaha agroindustri berbahan baku kedelai di Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Unit analisis pada penelitian ini adalah pengusaha agroindustri berbahan baku kedelai di Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa. Metode penentuan daerah penelitian yaitu dengan metode purposive sampling atau sengaja. Metode penentuan jumlah responden dilakukan berdasarkan teknik sampling jenuh atau disebut juga metode sensus, yang mana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik survei yaitu dengan wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Nilai tambah yang diperoleh untuk agroindustri tahu sebesar Rp 5.402/kg dengan rasio nilai tambah sebesar 26,82% dan tingkat keuntungan sebesar 19,87%, Sedangkan nilai tambah untuk agroindustri tempe sebesar Rp 6.035/kg dengan rasio nilai tambah sebesar 28,74% dan tingkat keuntungan sebesar 23,49%. (2) Keuntungan agroindustri tahu adalah sebesar Rp 507.448/PP sedangkan untuk agroindustri tempe keuntungan yang didapatkan yaitu Rp 333.445/PP. (3) Faktor-faktor penghambat yang dihadapi pengusaha di Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa adalah kurangnya ketersediaan bahan baku, kurangnya modal usaha, dan kendala dalam proses produksi seperti perebusan yang kurang matang dan bahkan perebusan yang terlalu matang.

Published
2023-09-06