8. FAKTOR PENENTU HARGA DAN MUTU KEDELE BAGI INDUSTRI TAHU DAN TEMPE DI KOTA MATARAM
Price and Quality Determinants of Soybean for Tahu and Tempe Factories in Mataram
Abstract
ABSTRAKSelama lima tahun terakhir, terutama selama masa krisis ekonomi, banyak perubahan signifikan terjadi dalam kebijakan pertanian, namun masih tetap difokuskan pada usaha intensifikasi dan diversifikasi tanaman pangan (termasuk kedele) guna menuju target swasembada pangan. Sebaliknya perhatian terhadap upaya peningkatan mutu produk masih sangat kurang, yang pada gilirannya hal ini akan berakibat pada berkurangnya kesempatan untuk meningkatkan nilai tambah (added value) dan usaha substitusi import.
Penelitian ini bertujuan untuk mengenali faktor yang menentukan harga dan kualitas kedele pada usaha tahu dan tempe di Kota Mataram. Data diperoleh dari 39 responden yang terdiri dari 20 perusahaan tahu dan 19 perusahaan tempe yang dipilih secara acak.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Faktor penentu mutu dan harga kedele pada usaha tahu dan tempe adalah bentuk dan ukuran biji kedele, jumlah biji keriput, jumlah biji pecah, jumlah biji warna lain (selain kuning); (2) Model terpilih tidak menunjukkan adanya heteroscedasticity, namun menunjukkan adanya indikasi autocorrelation; (3) Uji stabilitas struktur dari model menunjukkan bahwa adanya perbedaa faktor penentu harga dan mutu kedele pada usaha tahu dan tempe; (4) Karakteristik dominan yang berpengaruh negatif pada mutu dan harga kedele pada usaha tahu adalah jumlah biji kedele warna lain (selain kuning), dan bentuk biji. Sedang warna kuning memberi pengaruh positif; (5) Pada usaha tempe faktor penentu mutu dan harga yang berpengaruh negatif adalah jumlah biji kedele warna lain (selain kuning) dan jumlah biji pecah, sedang ukuran biji mempunyai pengaruh negatif.
Abstract
During the last five years, especially at the period of economic crisis, many efforts have been performed to increase the productivity of land as well as to promote diversification of food crops (including soybean) in order to achieve the self sufficiency target. Little attention was paid to improve product quality which in turn reducing the potential for value added and import substitution.
This research was aimed at determining factors influencing the price and quality of soybean for tahu and tempe factories, which are the major consumer of soybean in Mataram. Data were collected from 39 samples, selected randomly, comprised of 20 tahu and 19 tempe factories.
The result showed that: (i) Factors determining the price and quality of soybean for tahu and tempe factories were grain with other colors, damaged grain, shriveled grain, type and thickness of grains; (ii) The model did not detect the presence of heteroscedasticity despite there was indication of autocorrelation; (iii) Testing on the structural stability of the model indicated that factors influencing the price and quality of soybean were different between tahu and tempe factories; (iv) The dominant characteristics which provide negative impact for the tahu factories were the present of grain with other color, and grain type, while the dominant yellow color had a positive impact; (v) For the tempe factories the presence of grain with other color once again together with damaged grain showed negative impact on its price and quality but the grain thickness contributed positive impact.