7. ANALISIS RANTAI PASOK MANISAN BUAH PALA DI DESA MANTANG KECAMATAN BATUKLIANG KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Analysis of Supply Chain of Nutmeg Candy at Mantang Village on Batukliang District in Central Lombok Regency

  • Winda Zohri Maulida1 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram
  • Anwar Anwar Program Studi Agribisnis-Fakultas Pertanian-UNRAM
  • Bambang Dipokusumo Program Studi Agribisnis-Fakultas Pertanian-UNRAM
Keywords: rantai pasok, manisan pala, supply chain, nutmeg candy

Abstract

ABSTRAK

 

Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mengkaji rantai pasok manisan buah pala di Desa Mantang Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah, dan 2) untuk mengkaji margin harga dalam aliran rantai pasok manisan buah pala di Desa Mantang Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah. Desa Mantang Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah terpilih sebagai lokasi penelitian secara “purposive sampling” atas pertimbangan Desa Mantang memiliki produksi manisan buah pala terbanyak bila dibandingkan dengan desa lainnya di Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah. Responden ditentukan 15 orang petani buah pala dan 5 orang pengrajin manisan pala secara “random sampling” sedangkan aktor yang terlibat dalam rantai pasok manisan buah pala digunakan secara “snowball sampling”. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan teknik pengumpulan data wawancara langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) aliran rantai pasok pada manisan pala terdapat enam aliran rantai pasok dan lima lembaga yang berperan untuk menyampaikan produk manisan pala ke konsumen akhir, 2) aliran rantai pasok pada buah pala segar terdapat tujuh aliran rantai pasok dan enam lembaga yang berperan untuk menyampaikan produk buah pala segar ke konsumen akhir, 3) margin pemasaran antar lembaga pada rantai pasok manisan pala:  a. Pengumpul–Pasar Rp 20.000/kg, b. Pengumpul–Pengecer Rp 25.000/kg, c. Pengumpul–Kios/Toko Rp 25.000/kg, d. Pasar–Konsumen Akhir Rp 10.000/kg, e. Pengecer–Konsumen Akhir Rp 10.000/kg, f. Kios/Toko–Konsumen Akhir Rp 10.000/kg. 4) Margin pemasaran antar kelembagaan pada rantai pasok buah pala segar: a. Pengumpul–Agroindustri Rp 2.000/kg, b. Pengumpul–Pengecer Rp 2.500/ kg, c. Pengumpul–Kios/Toko Rp 3.000/kg, d. Pengumpul–Pasar Rp 2.000/kg, e. Pengecer–Konsumen Akhir Rp 1.500/kg, f. Kios/Toko–Konsumen Akhir Rp 1.000/ kg, g. Pasar–Konsumen Akhir Rp 1.500/kg. Kepada pengusaha agroindustri manisan pala dapat meningkatkan kinerja rantai pasok dengan cara semakin memperkuat kemitraan dengan pemasok, kepada petani pala supaya terus membudidayakan pala dan pengrajin manisan pala untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan usahanya agar lebih berkembang.

 

ABSTRACT

This study aims to: 1) to examine the supply chain of candied nutmeg in Mantang Village, Batukliang Subdistrict, Central Lombok Regency, and 2) to examine the price margin in the supply chain of candied nutmeg in Mantang Village, Batukliang Subdistrict, Central Lombok Regency. Mantang Village, Batukliang District, Central Lombok Regency was chosen as the location of the research by purposive sampling on the consideration of Mantang Village has the highest candied nutmeg production when compared with other villages in Batukliang District, Central Lombok Regency. Respondents were determined 15 peasants of nutmeg and 5 candied nutmeg craftsmen "random sampling" while the actor involved in supply chain of candied nutmeg was used "snowball sampling". The method used is descriptive method, with direct interview data collection technique. The results showed that: 1) supply chain flow at candied nutmeg there were six supply chain streams and five institutions contributing to deliver the candied nutmeg product to the final consumer, 2) supply chain flow on fresh nutmeg there were seven supply chain and six institutions role to convey fresh nutmeg product to end consumer, 3) inter institutional marketing margin on supply chain of candied nutmeg: a. Collector-Market Rp 20.000/kg, b. Collector-Retailer Rp 25.000/kg, c. Collector-Shop Rp 25.000/kg, d. Market-Final Consumer Rp 10.000/ kg, e. Retailer-Final Consumer Rp 10.000/kg, f. Shop-Final Consumer Rp 10.000/ kg. 4) Inter-institutional marketing margin on fresh nutmeg supply chain as follows: a. Collector-Agro industry Rp 2.000/kg, b. Collector-Retailer Rp 2.500/kg, c. Collector-Shop Rp 3.000/kg, d. Collector-Market Rp 2.000/kg, e. Retailer-End Consumer Rp 1.500/kg, f. Shop-Final Consumer Rp 1.000/kg, g. Market-Final Consumer Rp 1.500/kg. To candied nutmeg agro-industry entrepreneurs can improve supply chain performance by strengthening partnerships with suppliers, to nutmeg farmers to continue to cultivate nutmeg and candied nutmeg craftsmen in order to maintain and improve their business to be more developed.

Author Biographies

Winda Zohri Maulida1, Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Mahasiswa1)

Anwar Anwar, Program Studi Agribisnis-Fakultas Pertanian-UNRAM

Dosen Pembimbing Utama2),

Bambang Dipokusumo, Program Studi Agribisnis-Fakultas Pertanian-UNRAM

Dosen Pembimbing Pendamping3)

Published
2018-06-28