3. STUDI KEUNGGULAN KOMPATARIF DAN KOMPETITIF KOMODITAS BAWANG PUTIH DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PENGEMBANGANNYA DI KABUPATEN LOMBOK TIMURSTUDI KEUNGGULAN KOMPATARIF DAN KOMPETITIF KOMODITAS BAWANG PUTIH DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP
The Study of Comparative and Competitive Advantages of Garlic and the Impacts of Government Policies on Garlic Expansion in East Lombok District
Abstract
ABSTRAK
Penelitian in memiliki tujuan sebagai berikut: 1). Mengkaji keunggulan komparatif dan kompetitif komoditas bawang putih di Kabupaten Lombok Timur. 2).Mengkaji dampak dari kebijakan makro pemerintah dalam hal penarikan subsidi dan liberalisasi perdagangan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilaksanakan di Kabupaten Lombok Timur, khususnya di Kecamatan Sembalun sebagai daerah sampel dan menggunakan Policy Analysis Matrix (PAM) sebagai alat analisis utama. Adapun temuan dari hasil penelitian ini adalah: 1). Agribisnis bawang putih di Kabupaten Lombok Timur, memiliki daya saing dari aspek keunggulan komparatif dan kompetitif dengan nilai DRCR dan PCR masing-masing sebesar 0,90 dan 0,72. 2). Kebijakan pemerintah dalam pasar input dan pasar output secara keseluruhan memberikan dampak positif berupa insentif bagi petani produsen bawang putih dengan keuntungan bersih sebesar Rp.4.206.793,- per hektar atau 389% dari keuntungan bersih yang seharusnya. Untuk mendukung pengembangan agribisnis bawang putih diharapkan keterlibatan pemerintah dalam promosi pasar dan dukungan paket kebijakan pada investor dan eksportir.
ABSTRACT
The research has objectives 1). To examine comparative and competitive advantages of garlic in East Lombok Distric. 2). To examine the impact of government policies - in term of reducing input subsidize and liberazation – on garlic expansion. This research was conducted in East Lombok District and used descriptive method and Policy Analysis Matrix as the main analysis tool. The research conclude that 1). Garlic agribusiness has competition power in term of comparative and competitive advantages in which DRCR and PCR coefficient were 0,90 and 0,72 respectively. 2). Government policies, in general, have had positive impact on profit where farmers’ net revenue from garlic increased to Rp. 4.206.793,- per hektar or 389 % of farmers’ profit without government policies.
For supporting garlic agribusiness growth it is suggested that government should take such interventions as market promotion, and supporting policy pakages for investors and exportirs.