KAJIAN KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA PETANI PASCA GEMPA BUMI DI KECAMATAN KAYANGAN KABUPATEN LOMBOK UTARA
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ketahanan pangan rumahtangga petani terdampak gempa bumi. Penelitian ini juga mengamati strategi adaptasi rumahtangga petani dalam mengatasi situasi kerawanan pangan yang dialaminya. Akhir dari tujuan kajian ini adalah adanya rekomendasi pola intervensi yang perlu dilakukan oleh stakeholder agar tercapai ketahanan pangan rumahtangga petani.
Penelitian ini telah dilaksanakan di Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara di 3 (tiga) desa yang terparah akibat gempa bumi dengan menggunakan metode riset eksploratif. Data dikumpulkan melalui metode survei (indepth interview, observasi dan FGD). Untuk menjawab tujuan penelitian dilakukan analisis persamaan Ketahanan Pangan (KP), Angka Kecukupan Energi (AKE), dan Pangsa Pengeluaran Pangan (PPP) serta analisis tabel untuk menunjukkan keragaan ketahanan pangan. Untuk menentukan faktor-faktor determinan yang mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga digunakan analisis regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan distribusi rumah tangga petani menurut AKE sebagian besar tidak tahan pangan (51,43%) tetapi reratanya sudah tahan pangan (75,77% dari NKE), berarti terdapat disparitas kecukupan energi antar rumah tangga petani yang cukup tinggi. Berdasarkan analisis Pangsa Pengeluaran Pangan (PPP) teridentifikasi sebanyak 62,86 persen rumahtangga petani tergolong tidak tahan pangan dengan distribusi pada kriteria rumahtangga (rawan pangan sebesar 34,29 persen; kurang pangan sebesar 17,14 persen dan 11,43 persen tergolong rentan pangan), sedangkan rumahtangga tahan pangan sebesar 37,14 persen. Status gizi balita sebagian besar tergolong gizi baik yakni sebesar 70,83 persen, balita dengan status gizi kurang sebanyak 20,83% dan balita dengan status gizi lebih sebanyak 8,33%. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa faktor determinan yang berpengaruh terhadap ketahanan pangan rumahtangga petani adalah: pengetahuan pangan dan gizi, ketersediaan pangan, dan pengeluaran pangan.
Direkomendasikan bahwa diperlukan: a) Proses edukasi tentang pola konsumsi pangan yang beragam dan berkualitas (gizi seimbang), b) Perlu dilakukan diversifikasi sumber penghidupan untuk mencukupi kebutuhan pangan dan non pangan dengan mengembangkan potensi sumberdaya alam seperti memaksimalkan pemanfaatan sumber air untuk mendukung kegiatan pertanian lahan kering, c) Melibatkan masyarakat khususnya petani dalam pelaksanaan proyek padat karya maupun pembangunan kembali sarana dan prasarana yang rusak akibat gempa bumi, d) Menumbuhkan wira usaha baru dikalangan pemuda berdasarkan pada potensi usaha yang bisa dikembangkan berdasarkan pada kearifan lokal.